"Karena insting saya sukses jadi enterpreneur, karena leadership yang kuat saya berhasil pimpin birokrasi di PLN (perusahaan Listrik Negara) yang padahal merupakan perusahaan yang dulunya sangat saya benci sekali dan itu berhasil, dan saat ini saya lanjutkan di BUMN," ujar Dahlan, dalam acara 'A Leadership Night' Alumni dan Pascasarjana ITB, di Hotel Bidakara, Selasa malam (24/1/2012).
Menurut Dahlan, insting didapat bukan belajar di SD, kuliah atau berguru sama orang, tapi insting ada dan kuat karena pengalaman.
"Bagaimana orang serius akan setiap yang ia jalani, khususnya dalam pekerjaan. Dikatakan serius jika orang tersebut sungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaannya," katanya.
"Bagaimana indikatornya sungguh-sungguh? Orang tersebut akan sangat fokus mengerjakan, jatuh dia bangkit lagi-coba lagi, bahkan sampai ada interkoneksi dengan alam bawah sadar, bahkan kalau perlu sampai bisa ngigau," imbuh Dahlan.
Dari situlah insting ada, dan dari pengalaman kata Dahlan, insting tersebut makin terasah. "Insting yang banyak menentukan keberhasilan saya mengelola perusahan media," terang Pengagum Eric FH Samola dan Goenawan Mohamad ini.
Dari keberhasilan itulah leadership dirinya kuat dan muncul, sehingga didaulat menjadi Direktur Utama PLN. Padahal waktu itu, Dahlan mengaku tidak ada gambaran menjadi Dirut PLN.
"Saya katakan ke Pak Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono), kalau memilih saya jadi Dirut PLN, bapak akan dimarahi orang, ya kan?, karena saya bukan orang listrik, saya bukan jurusan teknik. Namun Bapak Presiden bilang, yang saya (kata Presiden) butuhkan dari saya hanya leadership, bukan orang listrik," ungkap Dahlan.
Akhirnya, atas dorongan tersebut, dirinya mengambil keputusan untuk memimpin PLN yang dulu sangat dibencinya, dan menklaim apa yang dilakukannya di PLN berhasil dengan baik.
"Saya berhasil dan hasilnya baik, dan atas hasil tersebut yang membawa saya dipercaya lebih oleh presiden memimpin BUMN," tandas pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951 itu.
No comments:
Post a Comment