Tuesday, June 14, 2011

Pentingnya positioning jurusan DKV di era booming jurusan desain

Nama keren, fasilitas mumpuni, lokasi strategis adalah asset paling berharga bagi bisnis pendidikan di tanah air, tetapi itu bukan jaminan bahwa sekolah yang bersangkutan akan memiliki kualitas pendidikan yang memadai. Kualitas pendidikan tidak hanya akan membawa peserta didik pada level lebih baik, tetapi juga akan membawa kharisma lingkungan pendidikannya lebih baik lagi dimasyarakat. Saya menterjemahkan kharisma tersebut sebagai nilai kepercayaan, sebuah parameter keberhasilan aktivitas pendidikan disebuah institusi.
Dewasa ini kita melihat banyak sekali institusi pendidikan di tanah air, baik di jakarta, bandung, jogja, surabaya, bali, makasar, bahkan kota padang bermunculan jurusan desain, terutama untuk lingkup pendidikan desain komunikasi visual. Layaknya FO-FO dan distro di kota bandung yang tiba-tiba saja muncul sebagai fenomena yang baru dan laku bagai kacang goreng…….Tapi dengan bermunculannya jurusan DKV di tanah air ini, apakah menjadi sebuah paritas yang streotip dalam pengembangan pendidikannya? ataukah masing-masing sudah memiliki kekhususan dalam kurikulum pendidikannya?….
Mari kita lihat kembali bahwa tidak hanya institusi mapan saja yang memiliki jurusan DKV, untuk institusi yang baru seumur jagung saja mereka banyak yang berani membuka jurusan tersebut dengan alasan sedang menjadi trend….walhasil alakadarnya…Apakah mereka sadar telah masuk dalam medan pertempuran yang dashyat, atau mereka sadar sebagai follower saja, ngikutin arus lumayan nambah jumlah peserta didik daripada gak ada yang daftar. Bila mereka sadar telah masuk dalam kompetisi yang sesungguhnya, mereka seharusnya sudah memiliki strategi yang jitu dalam menghadapi kompetitor-kompetitor dari berbagai aspek dunia pendidikan dan pasar. Salah-satu senjata untuk bertempur dalam medan perang tersebut adalah POSITIONING, yang bila diterjemahkan bukan sekedar sebuah posisi, tetapi lebih pada strategi bagaimana kita melihat diri sendiri dan orang lain (kompetitor), dan bagaimana kita dapat melihat peluang jitu sebagai pondasi yang kuat dalam menggempur dan keluar dari medan pertempuran dengan selamat dan meraih kemenangan.
Begitu juga dengan jurusan DKV yang ada di tanah air, sudah selayaknya masing-masing memiliki positioning yang jelas, memiliki tujuan yang jelas untuk meraih objektifitas yang diharapkan (fokus).Banyak peluang pada bidang industri yang dapat menjadi arahan bagi jurusan DKV untuk memilih kekhususan didalamnya. Apakah dengan mengembangkan kurikulum yang berbasis kompetensi, baik di bidang tehnologi, informasi, budaya, sosial dan lainnya. Tetapi jangan mengambil semua peluang tersebut untuk menjadi arahan pengembangan pendidikan DKV, hal tersebut justru akan membiaskan objektifitas yang akan dicapai, yang lebih parahnya adalah akan kehilangan tujuan pendidikan yang kemudian menciptakan ambiguitas dimasyarakat, yang nantinya berpengaruh pada penurunan kualitas pendidikan dan kualitas pribadi peserta didik di industri yang bersangkutan. Bila ini sudah dapat dihindari oleh jurusan-jurusan DKV yang muncul di tanah air, merupakan keberhasilan tersendiri untuk bidang bersangkutan. Jurusan DKV tidak sekedar hanya sebuah paritas dengan kualitas biasa saja, tetapi akan membawa keberagaman kompetensi yang masing-masing akan mengisi ceruk-ceruk industri di tanah air dengan kualitas memuaskan.
Ini hanya sebuah wacana sebagai masukan terutama bagi mereka yang berada dibelakang layar pengembangan jurusan DKV di tanah air, semoga menjadi bahan pemikiran dan dapat memunculkan gagasan-gagasan jitu dalam pengembangan jurusan yang bersangkutan.
Objektifitas = Kualitas
wasalam

No comments:

Post a Comment