Thursday, January 12, 2012

Penemuan Tulang Naga di Bangka



Whooila!
Penemuan tulang rangka yang di issukan sebagai tulang Naga berkaki enam membuat heboh 
masyarakat Toboali Provinsi Bangka Belitung. Konon katanya panjangnya mencapai ratusan meter. 
Temuan tulang belulang ini menarik perhatian warga sekitar Toboali.

Belum bisa dipastikan apakah tulang belulang itu adalah tulang seekor naga, namun sebagian orang
 yang telah melihat menduga itu bukan tulang naga, tetapi ikan paus. Tulang belulang itu ditemukan 
kedalaman sekitar tiga meter di depan muara sungai Nyire.

Sementara ini tulang belulang itu disimpan di rumah salah seorang penemunya di Desa Limus, 
sekitar 15 kilometer arah utara Toboali melewati daerah transmigrasi. Bersumber dari Kaskus, 
salah satu komunitas online di Indonesia, kerangka tersebut ditemukan pada hari kelima bulan 
puasa lalu.

Saat ditemukan terlihat ada semacam pukat yang tersangkut sesuatu yang tersembul di atas 
permukaan air. Nah, setelah didekati dan ditusuk-tusuk dengan ujung dayung ternyata itu adalan 
kerangka tulang yang posisinya melengkung seperti bulan sabit.

Seterusnya kerangka tersebut diambil dengan angkutan perahu. Untuk kerangka bagian kepala 
diperlukan tenaga 15 orang untuk mengangkatnya.

Selain adanya pukat, sesuatu yang menonjol lainnya adalah bulu-bulu dan tanduk pada kepala 
kerangkan tersebut. Bulu-bulu tersebut seperti layaknya rumbai bulu pada kepala seekor kuda.

Lingkar badan mahluk tersebut berkisar sekitar 2 meter dengan panjang badan sekitar 15 meter. 
Dilihat dari bentuk kerangka kepala mengarah kepada bentuk seeokor ikan paus. Hanya pada tulang 
ekor yang masih terdapat sisa daging yang menempel, pada bagian tulang yang lain bersih dan 
berwarna putih kusam.

Cerita Rakyat Tentang Naga
ISTILAH naga merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta atau India kuna yang bermakna 
"ular". Dalam naskah Mahabharata dikisahkan, para Naga merupakan anak-anak Resi Kasyapa 
dari perkawinannya dengan Dewi Kadru. Nama-nama mereka yang terkenal antara lain Sesa, 
Taksaka, Basuki, Karkotaka, Korawya, dan Dritarastra.

Dalam tradisi Cina juga terdapat makhluk bernama Liong atau Lung yang umumnya diterjemahkan 
ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah naga. Makhluk ini digambarkan sebagai ular berukuran 
raksasa, lengkap dengan tanduk, sungut, dan cakar, sehingga berbeda dengan naga versi India. 
Sebagian ilmuwan berpendapat, naga Cina merupakan makhluk khayal yang diciptakan oleh 
masyarakat zaman dahulu akibat penemuan fosil dinosaurus. Makhluk ini juga dikenal dalam 
kebudayaan Jepang dengan istilah Ryu.

Di Indonesia sendiri pernah heboh dengan ditemukannya sepasang ular raksasa mirip dengan 
Naga yang melintas di sungai Mahakam di Kutai Barat berukuran sebesar drum atau berdiameter 
sekitar 60 sentimeter dengan panjang sekitar 40 meter. Ular raksasa itu terlihat meliuk di permukaan
 air di Riam Haloq, Kampung Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai, pada saat melintas naga 
tersebut berhasil di abadikan lewat kamera ponsel milik motoris longboat karena menganggap
itu sebuah momen langka.

Naga dalam budaya Kalimantan, kususnya suku Dayak dan suku Banjar dianggap sebagai simbol 
alam bawah. Naga digambarkan hidup di dalam air atau tanah dan disebut sebagai Naga Lipat Bumi. 
Naga merupakan perwujudan dari Tambun yaitu makhluk yang hidup dalam air.









Dalam budaya Banjar, alam bawah merupakan milik Puteri Junjung Buih sedangkan alam atas 
milik Pangeran Suryanata. Setelah berkembangnya agama Islam, maka oleh suku Banjar 
alam atas dianggap dikuasai oleh Nabi Daud, sedangkan alam bawah dikuasai oleh Nabi Khidir.

Dalam arsitektur rumah Banjar, makhluk Naga dan burung Enggang diwujudkan dalam bentuk 
ukiran, tetapi sebagai budaya yang tumbuh di bawah pengaruh agama Islam yang tidak 
memperkenankan membuat ukiran makhluk bernyawa, maka bentuk-bentuk makhluk bernyawa 
tersebut disamarkan atau didistilir dalam bentuk ukiran tumbuhan.

No comments:

Post a Comment