Monday, March 26, 2012

Target Jokowi: Buat Mal untuk PKL di Jakarta

Ini bagian dari penataan pasar tradisional di Jakarta, yang berjumlah sekitar 150 unit.
SENIN, 26 MARET 2012, 14:22 WIB
Elin Yunita Kristanti, Oscar Ferri
VIVAnews -- Joko Widodo memiliki beberapa kebijakan dan program unggulan selama jadi wali kota di Solo. Salah satunya adalah merelokasi para Pedagang Kali Lima (PKL) secara manusiawi dengan pendekatan yang simpatik.
Jokowi, demikian panggilan akrab Joko, bertekad akan mengadopsi cara-cara itu bila terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan Juli mendatang.
Dia berjanji  tidak akan ada penggusuran PKL. Bahkan, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menjanjikan para PKL di Jakarta akan dibuatkan mal khusus.

"Jadi tidak ada penggusuran PKL. Nanti akan dibuatkan shelter-shelter, atau dibuatkan pasar-pasar, dan dibuatkan mal untuk PKL," kata Jokowi di Jakarta hari ini.

Menurut Jokowi, penataan lokasi PKL tersebut bisa dilakukannya bersama Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai Calon Wakil Gubernur DKI mendampingi Jokowi. "Penataan PKL bisa kita lakukan, kenapa tidak? Apalagi budgetnya untuk itu besar sekali," ujar Jokowi yang identik dengan kemeja lengan panjang warna merah motif kotak-kotak ini.

Selain itu, Jokowi juga menjanjikan penataan pasar tradisional di Jakarta yang kurang lebih berjumlah 150 pasar. Menurutnya, penataan itu diperuntukan supaya pasar tradisional terlihat tidak kumuh, sekaligus memberikan ruang kepada pedagang kecil dan tradisional.

"Karena apapun pasar tradisional itu showroomnya nelayan, produk-produk petani, pengrajin tahu dan tempe, dan lain-lain. Tapi kalau tempatnya kotor, bau, dan becek nanti tidak akan ada yang mau datang ke sana. Sehingga konsepnya adalah pasar taradisional yang bersih, sehat, dan rapi," ujarnya.
Ada Anggarannya
Jokowi pun menjanjikan, para pedagang yang menempati kios-kios di pasar tradisional tersebut dibebaskan dari biaya sewa. "Yang paling penting itu tidak bayar. Gratis untuk pedagang," ujarnya. "Sekali lagi, anggarannya untuk semua itu ada."
Lantas, dengan pembangunan mal untuk relokasi PKL, bukankah itu menambah penuh bangunan fisik di Jakarta yang selama ini sudah penuh sesak? Jokowi menjawab, bahwa semua itu tentunya harus dilihat dari desain makro tata ruang yang ada di Jakarta.

Menurutnya, apapun yang berhubungan dengan ekonomi kerakyatan perlu diperhatikan. Pun dalam pembangunan mal untuk PKL juga harus melihat terlebih dulu tata ruang yang ada.

"Kalau tata ruang memungkinkan, kenapa tidak. Asal tata ruang memungkinkan tak jadi masalah, dengan catatan desain makronya sudah ada. Kalau tidak memungkinkan ya kita tidak akan buat. Tapi yang jelas ruang-ruang untuk PKL dan pasar tradisional harus diberi prioritas," kata dia. (ren)

No comments:

Post a Comment