oleh Lucky Hendrawan pada 26 September 2011 jam 20:24

Sampurasun.
"Gelut jeung jelma mah sataun sakali oge biheung... tapi gelut jeung kahirupan mah unggal poe..." (*berkelahi dengan manusia itu setahun sekali-pun belum tentu... tapi bergelut dengan kehidupan itu setiap hari...)
*Notes ini saya buat karena pertanyaan dari seorang sahabat yg menanyakan "Untuk apa manusia diturunkan ke muka Bumi...?" , pertanyaan tersebut sangat menarik untuk dibahas bersama, siapa tau ada sudut pandang yg berbeda... :)
Jawaban :
.....Bagi saya sih sangat sederhana (*jika tidak ditambah2 / dibuat-buat). Manusia itu sama saja seperti pengisi alam semesta yg lainnya (+binatang, tanaman, dll....) hanya saja ia memiliki kelebihan "cipta - cita rasa - karsa - karya" dibanding mahluk2 yg lain... (setidaknya, begitulah yg kita pahami hingga saat ini).
Manusia ada di planet ini tentu untuk menjadi penduduk / pengisi Bumi, tidak kurang & tidak lebih... dan semua mahluk di Bumi memiliki watak "berketurunan"... nah... agar dapat hidup dgn nyaman di planet Bumi ini maka diperlukan "aturan2" (tatanan / hukum) yg tujuannya agar dari generasi ke generasi dapat hidup dgn tentram dan damai. Segala aturan / ajaran / tatanan yg baik itu tentu harus melewati masa & uji coba yg tidak sebentar... mungkin 5 atau 6 generasi, teruji lebih lama akan lebih baik sebab akan semakin "terbuktikan" guna dan manfaatnya.
Jadi di Bumi ini manusia tidak boleh membuat kerusakan... segala sumber alam harus dijaga, dimanfaatkan & dirawat dgn baik agar tidak menyengsarakan generasi yang berikutnya... ya begitu seterusnya... dari generasi ke generasi harus seperti itu, saring menyisakan & mewariskan alam kehidupan yang layak serta beradab.
Setiap wilayah di permukaan Bumi ini memiliki watak yg berbeda-beda, maka diperlukan tatanan / aturan / hukum berperilaku yg sesuai dgn situasi & kondisi dimasing2 wilayahnya, jadi sangat mustahil jika penduduk Bumi ini diseragamkan, sebab dapat mengakibatkan bencana alam & kemanusiaan.... kan sudah terbukti Yang Maha Kuasa telah mengatur segala perbedaan itu dalam berbagai rupa & bentuk, situasi & kondisi, watak & perilakunya... dan segala perbedaan lainnya yg tidak terhingga... jadi siapa bilang harus sama...? (*hanya orang yg otaknya dangkal dan karena ingin berkuasalah yg memaksakan kesamaan pola hidup bagi seluruh pengisi dunia).... :)
Dng demikian tidak perlu heran jika :
1. Puncak tujuan, hampir seluruh agama mengajak manusia agar membebaskan diri dari segala bentuk "keduniawian"... setidaknya harus mengurangi... tidak boleh serakah... harus menyisakan bekal bagi generasi yg akan hidup di masa datang.
2.Puncak tujuan, hampir seluruh agama mengajak manusia untuk berbuat kebaikan dalam berkehidupan di muka Bumi... tidak boleh membunuh, tidak boleh menyakiti, tidak boleh... dll. Oleh sebab itu "mustahil dapat menjalin hubungan yg baik dgn Yang Maha Kuasa apabila seseorang tidak melewati hubungan yang baik dgn sesama mahluk-Nya".
3. Itu sebabnya moralitas (tata-krama) itu menjadi lebih penting ketimbang 'agama'... akan lebih nyaman duduk & ngobrol dgn orang yg menjunjung tinggi moraliltas ketimbang duduk dgn orang yg fanatik dlm beragama (*...silahkan dicoba :)
- Lalu, apa bedanya ajaran moral & ajaran agama ?
Moralitas itu hanya dapat dibangun, dibentuk serta dipahami oleh kecerdasan, maka moralitas akan menunjukan tingkat kecerdasan seseorang.... sedangkan agama dibangun oleh "dogma" maka itu sebabnya agama selalu berpatokan kepada "iman & taqwa". Hal ini sering diartikan sebagai berikut; sebaik apapun perilaku seseorang jika tidak dilandasi oleh "iman & taqwa" maka tidak akan mendapat / hadiah / imbalan / pahala surga.... :)
4. Toleransi mutlak & menjalin hubungan yg baik (saling menghormati) antar mahluk pengisi Bumi.... ya, mahluk apapun... dan memuncak hingga mencapai perilaku saling tolong-menolong, bantu-membantu, dst.
5. Oleh sebab itulah ajaran para leluhur bangsa indonesia, lebih mengutamakan "kehidupan yg tentram & damai" ketimbang berperang... maka lahirlah segala karya seni untuk mengisi dan menghiasai kehidupan di Bumi ini... agar hidup ini indah dan menggembirakan.... ya jangan seperti sekarang... sudah hidupnya susah sedih pula... itulah yg disebut "sengsara".
6. Maka... so'al sorga & neraka "tidak dibutuhkan" lagi bagi manusia yg senantiasa "berdharma-bhakti" bagi semesta kehidupan, bahkan boleh jadi agama itu tidak diperlukan lagi jika manusia hidupnya sudah BERADAB.
Itu pendapat saya... entah pendapat saudara2 yang lain... :)
_/|\_ Rahayu.
No comments:
Post a Comment